Kamis, 08 Oktober 2015

A PAPER OF LIFE: A Quarter-life Crisis!!!!

It’s a blank paper. I can write anything that I want here. But somehow, I’ve got a thought.. which one that I should write? Which one can be published? Which one can reflects “me”. I have no idea about that.. so far I know.. I’ve to keep writing on a blank paper. I can’t write on a paper which already filled.

I love reading and writing, both. But I always make excuses.. whether I don’t have ideas what to write, or like I’ve no time for reading new stuff. My friends told me that I’ve good writing, I should write more, but as I am a worker now, should I decide to write in my free time? Or.. I have to be a full time writer? Be serious, sometime this idea always running in my mind, but still.. I don’t have any courage to take that challenge, to walk out of my “comfort zone “as the worker who always get monthly salary.

Since I was born, I always live in the “comfort zone”. Mom manages all for me, don’t say that I’m a mommy girl, please, I’m a mommy girl, in positive way, at least. (Pardon my excuse). Even she decided which study that I’ve to take in college. I’ve never regret of all. But what I regret is, I’m growing up, already, but I just lack of challenging experience.

Well, now I open a sheet of paper of my life to you, my lovely reader. (Wait? Do I have a reader, here?)

I think, I’m in quarter-life crisis now.

When my friends have a job (a proper promising job), I’m struggling a lot to work all day and night, to get good salary. (Am I pathetic? Maybe!) Sometime I fell so tired, so bored, so exhausted by my life routines. Early morning, Go to work, and back home late at night. Hahaha.. even I have to think a lot before taking day off, maybe I’m too care to my students. Or maybe I’m too care about pleasuring others not myself.. hikshiks (it’s not hiccup, but my sad expression).
Please don’t judge me for complaining my short of “Busy-ness” here, but that’s what I feel. Sometime, I just wanna disappear from my own life. But, it’s just the same as I run from my problems. And there is no problem solving if you run away.


Oh.. back to the love of my life, reading and writing habit. I love reading. Somehow, I learn people from my reading. I’ve found lotta characters there, learn how they behave, learn to predict what happen next, learn to prevent of what coming next.
And I’m so thankful because I’ve never get sick of letters.
But here, my lovely reader, Do you think I’m deserve to be a writer? Writing isn’t easy. You have to think of what to write, or is it good enough to be read? Whether your reader will sleepy when reading on it, or their eyes keep widely opened to finish reading your writing. Those aren’t easy ones.
Until know, I keep asking myself, do I have readers? Do people read my writing? Is it OK if I write about stuffs people don’t understand? Of all those questions, I conclude that, “Writing is a big deal.” But me, myself, love to write things on my mind. Hopefully, you can read my things.
Aaaand.. Please don’t judge me after reading short of my “shitty”story. Hasta La Vista, Amigos, mi Corazon. XOXOXO.. :*


Selasa, 18 Agustus 2015

Maafkan Aku Mencintai Kekasihmu

Jika bisa, ku arahkan saja.. cinta ini ke lain cinta..

Itu penggalan lirik lagu yang sempat ngehits dulu..judulnya
maafkan aku mencintai kekasihmu
yang dinyanyiin oleh Rebecca..

Postingan kali ini mungkin rada picisan, but I really wanna post this one.

Ngga nyangka aja, kalau lagu itu kembali masuk ke playlist hape ku. Judulnya nyeleneh dong ya.. dulu sempet mikir.. orang mana yang sangat egois yang berani beraninya menciintai kekasih orang lain?

Sebelum memulai, diberitahukan kepada para pencinta, tulisan ini bukan dimaksudkan untuk menghakimi kamu yang merasa sedang salah jatuh cinta, hanya saja.. ini sebagai pertimbangan, apakah kamu memilih untuk salah jatuh cinta, ataukah kamu menempatkan cintamu pada posisi yang tak bersalah.

Begini!! baru aku sadar.. Never judge people who fall in love.
Kita ga bakal tau kapan akan jatuh cinta, seperti apa orang yang akan kita cintai, entah kita benar jatuh pada cinta yang tepat, atau malah salah jatuh cinta. Cinta yang tepat pastilah alurnya tak jauh dari hal hal baik yang menyenangkan, seperti jatuh cinta pada pria single atau wanita single.. disini, ceritanya pasti ga jauh jauh dari “Me and You”, ga ada terselip kata ganti orang kedua seperti “She or He”, dapat sambutan yang baik dari keluarga dan kerabatnya, ga akan pernah dapat “cap”yang ngga ngenakin, pokoknya, lempeng!!

Lain cerita kalau kita salah jatuh cinta. Ya benar.. cinta tak pernah salah, yang salah hanyalah manusia yang salah jatuh cinta. Salah jatuh cinta sama hal nya membeli sepatu yang kesempitan, atau membeli baju yang polanya jelek. Sepatu kesempitan yang dipake ngga nyaman, baju yang polanya ga sesuai dengan tubuhmu, yang ngga ngenakin untuk di liat. Intinya serba ngga nyaman.

Salah jatuh cinta.. berdasarkan sudut pandang beberapa pihak, ada beberapa hal untuk mendefinisikan salah jatuh cinta itu seperti.. jatuh cinta pada seseorang yang sudah memiliki pasangan.. berat memang.. bisa jadi juga itu cinta yang bertepuk sebelah tangan.. begini.. seperti ember timba yang penuh tetapi talinya hanya bisa ditarik dengan satu tangan, membuat pemegangnya kepayahan. Atau.. cinta yang berbelok kearah “friendzone”atau “kakak-adek zone”, itu sih bahasa kekiniannya. Hahaha.. ribet dong ya, udah capek memutuskan untuk menumbuhkan rasa, tapi pada akhirnya jalurnya berbelok kearah yang ga kita harapkan.

Lalu.. setelah kita cerita dengan orang-orang sekeliling kita, pasti kita sedikit lega, karena biasanya, orang terdekat kita sedikit banyak memberi kita support.. tapi, di lubuk hati yang paling dalam, bahkan diri kita sendiri tidak punya kepercayaan diri untuk mengatakan “ok, semuanya baik baik aja, selagi kita ngga merugikan orang lain, lanjutin aja sih.. for fun aja ini.” Hatimu, sudah tau kalau ini ngga benar, hatimu sudah tau, kalau otakmu, yang membawamu hanya melihat apa yang terlihat sedang memberimu sedikit endorphin untuk bersenang-senang. Hahaha..

Sekarang balik lagi ke dirimu, jika kamu seorang realist, kamu mungkin akan maju tanpa banyak pertimbangan, jika kamu seseorang yang mengedepankan intuisi, biasanya hatimu akan dilemma.. kamu akan menjadi seseorang yang dilematis, yang selalu mencari pembenaran dan dukungan atas apa yang kamu lakukan, karna kamu tau, hatimu selalu menolak untuk hal tersebut.

Hanya saja, semuanya balik ke dirimu, apakah kamu hanya akan bersenang senang dengan “salah jatuh cinta”mu, atau kamu memilih untuk menunda salah jatuh cinta, dan menunggu atau mencari untuk cinta yang tepat.

Teerimakasih pembaca yang budiman telah meluangkan waktunya untuk membaca postingan ini.. sampai ketemu di postingan yang lain yaa.. XOXO.

Jumat, 30 Januari 2015

Cintaku, Cinta!

Bisakah kita membuat negoisasi, wahai cinta? Aku bukanlah seorang negosiator yang baik, tapi setidaknya izinkan aku bernegoisasi denganmu.

Aku hanya memiliki satu cinta, yaitu engkau! Tetapi aku ingin membaginya menjadi 4 bagian.
Tunggu cinta, kau jangan marah dulu, akan ku jelaskan pembagiannya!

Pertama untuk Sang Penguasa Alam, kau harus kuberikan kepadanya sebagai upeti, bahwa Dia begitu mencintaiku. Tentu saja, bagian untuk-Nya harus besar, karena Dia adalah sponsor terbesarku.
Cinta, kau tidak marah kan kepadaku karena aku memberi-Nya bagian besar darimu?
Oke?
Kau setuju! Ah.. Terima kasih, Cinta!
Kau sungguh luar biasa.

Cinta, apa kau keberatan jika aku juga membagimu kepada diriku sendiri? Aku membutuhkanmu.. Aku membutuhkanmu untukku bisa mencintai diriku ini.
Aku ingin diriku menjadi special! Hmm.. walaupun tidak special bagi orang lain, aku harus special bagi diriku sendiri..
Kau mengizinkanku mengambil bagian darimu, bukan?
Benarkah?
Kau setuju?
Terima kasih, Cinta! Kau adalah bagian diriku yang paling keren!!!

Lalu.. kepada siapa lagi aku harus membagimu, Cinta?
Oh ya! Keluargaku!
Cinta, aku punya keluarga yang super sekali! Walaupun keluargaku bukan berisi orang-orang yang sempurna, tapi aku sungguh bahagia aku terlahir dalam keluarga ini! Mereka semua unik! Mereka adalah satu-satunya yang pernah ada, tiada tanding tiada banding!
Mamaku yang suka galau, Papaku yang hobinya nonton sinetron yang ada harimau jadi-jadiannya, adikku yang suka bikin galau wanita, adik bungsuku yang menyamai Saipul Jamil (selalu bernyanyi disetiap ada kesempatan), opungku, tanteku, sepupuku, seluruh keluarga besarku.
Waaaaah cinta, aku terpaksa membagimu sedikit lebih besar untuk keluargaku, ya.. tak apa kan bagimu? Apa?
Kau menyukai gagasanku, Cinta?
Cinta, Kau sungguh-sungguh mengerti aku..

Untuk bagian keempat, bolehkan aku membagimu untuk para sahabatku, Cinta? Untuk mereka yang peduli padaku?
Ayolah, Cinta.. kau harus mau! Aku ingin membagimu kepada mereka!
Apa?
Kau takut terluka?
Hey cinta.. dengarkan aku!
Aku ini melapisimu tebal-tebal! Lebih tebal dari rainbow cake yang membuatmu bahagia!
Tak semua orang ku izinkan memasukinya! Apa kau lupa? Aku berteman baik dengan system limbic otak ku, jadi.. jadi.. kau tenang saja. Kau kulindungi dengan logika.

Cinta, kurasa cukup sudah aku membagimu ya? Aku sengaja membagimu menjadi empat, karena jika satu sempat terluka.. aku punya 3 bagian cinta yang masih utuh..

Cinta, cintaku.. terima kasih sudah mau menjadi bagian dariku ya.. Kau sahabatku yang terhebat!
I owe you my life, Cinta! Semoga Sang Maha Cinta selalu melindungimu, Cinta..

Gedoran di Jendela

Aku selalu bersungut sungut awalnya, terlebih ketika kali pertama aku mendengarkan gedoran di jendela. Gedoran jendela yang begitu menggelora di pagi buta. Gedoran milikmu, Ma..

Gedoran itu selalu mengusik ku, tak ayal membuatku migrain karena tiba-tiba terbangun akibat gedoranmu. Tanpa ampun, setiap subuh buta, bahkan sebelum azan subuh berkumandang, kau dengan sangat bernafsu menggedor jendelaku. Kau selalu mengusikku bahkan sebelum ayam jago berkokok di pagi hari.

“Lisa, Bangun! Bangun! Buka jendela kamarmu ni ha! Mama mau kasi kunci! Mama mau kepasar!”, seru nya sambil menggedor jendela ku tanpa ampun.

Mama ini selalu saja membangunkanku subuh buta. Mama selalu ingat mengunciku dari dalam, dan mengembalikan kunci rumah kita via jendela kamarku. Tanpa basa-basi mama menggedor jendelaku, hanya agar aku membukakan jendela kamarku demi kunci rumah yang akan mama berikan. Mama yang selalu menggedor jendelaku karena mau pergi kepasar demi membeli bahan –bahan harian untuk dijual pagi harinya.

Mama ibarat kesatria berbaju zirah, sungguh engkau adalah wanita terbaikku. Engkau merelakan hari-harimu, agar kami, anak-anak mu tiada kekurangan dalam keseharian, dalam perkuliahan. Mamalah yang terhebat.

Hari itu engkau sakit, ma.. terbaring, dan harus di opname. Hatiku mencelos mendengarnya. Aku sungguh mencemaskanmu, walaupun mama kerap menyuruhku pulang dan tidur dirumah pada malam harinya ketika aku ingin menungguimu dirumah sakit. “Besok kan Lisa harus kerja, nanti gak bisa tidur nyenyak kalau temanin mama dirumah sakit.”, ucapnya dengan wajah yang terlihat lelah. Engkau kerap mengkhawatirkan ku, walaupun keadaanmu pun tak urung membuatku galau, karena engkau terlihat lebih mengkhawatirkan, Ma.

Jika dibumi ini benar ada Doraemon, aku ingin memanggilnya, agar dia mengeluarkan alat yang bisa membuatku menjadi dua. Satu untuk pergi bekerja, dan satu untuk membantu mama.

Hingga kini, gedoran jendela yang menggebu itu selalu terjadi, dan kepalaku sudah terlatih sehingga tidak migrain lagi. Aku ingin selalu mendengar gedoran di jendela kamarku, Ma! Gedoran heboh subuh buta itu adalah pertanda bahwa mama sehat walafiat sehingga mama begitu antusias menggedor jendela kamark. Gedoran itu ibarat debar yang menggelora, debaran cinta mama, untuk kami semua. Kami sayang mama.. sehat terus ya ma.. Semoga Allah menyayangi dan melindungi mama selalu..

Ini surat cinta terbuka pertamaku untuk mama.. surat pertamaku dalam 30 Hari Menulis Surat Cinta..

WITH LOVE,

Lisa, anak mama yang selalu mama bilang ibarat “Paubek hati palarai damam”