Jumat, 18 Juli 2014

Catatan Senja: Dunia Tak Lagi Sama

Ketika kau membenci apa yang terlihat, apa yang terdengar, ketika kau melihat bukan dari sudut yang sama dengan orang-orang disekitarmu, ketika duniamu berbalik memunggungimu..

Apa yang kau lakukan saat seperti itu menyergapmu tanpa aba-aba?

Apakah kau pernah merasakan kegembiraan, sangat amat gembira, lalu dalam sepersekian detik, kegembiraanmu hancur,oh..barangkali lebih tepatnya dihancurkan oleh orang yang membuatmu gembira?

Bukankah dunia terlihat berbeda? Bukankah kau merasa ingin membencinya hingga darah di otakmu meletup sedemikian rupa?

Apakah kau pernah merasa, ketika kau percaya, kau berbahagia, kau berbagi kebahagiaan dengan orang –orang terbaikmu, apakah benar mereka adalah orang yang ikut berbahagia bersamamu?

Apakah kau pernah merasa, saat kau butuh uluran tangan, tak seorangpun menghadapmu hingga kau terpuruk, jatuh, hingga kau enggan untuk menengadah meminta pertolongan disaat kau benar benar membutuhkannya?

SEMESTA SEDANG MENGHUKUM MU!

Apakah kau pernah merasa, saat kau berada di persimpangan, tanpa ragu terkadang ragu saat kau melangkah ke satu sisi, dan pilihanmu ternyata benar, tetapi kau lupa mengapresiasi hatimu padahal ia telah menuntunmu?

Apakah kau menyadari, ketika kau mencari sesuatu dan yang kau cari tepat berada di depanmu, dan tetap dihadapanmu walaupun kau terlambat menyadari?

Apakah kau pernah mencoba hal baru, dan kau berhasil pada kesempatan pertama, lalu kau berkata "Ah.. itu hanya kebetuan saja" ?

Apakah kau pernah menjadi poros, dan semua bergerak mengitarimu seolah kau adalah orbitnya, tetapi kau tidak menjaga pondasimu hingga poros yang tadinya kokoh berubah seolah menjadi benang yang basah?
SEMESTA BERSAMAMU, HANYA SAJA KAU TERLALU BODOH UNTUK MENYADARINYA!


Pernah seseorang berkata kepadaku, “Kau unik, kau satu-satunya, berbanggalah!”

Lalu, kenapa hanya dia yang berkata demikian? Kenapa banyak orang yang sedemikian rupa mencoba untuk mengubah rupaku menjadi apa yang mereka mau? Mengapa mereka tak bisa memandangku selayaknya orang itu memandangku?

Ketika duniaku tak lagi sama.. aku berbicara kepada senja,
“Mungkinkah aku berdiri tidak pada posisiku yang seharusnya? Mungkinkah aku begitu tak disenangi sehingga mereka sedemikian rupa ingin menggoresku, memahatku seperti yang mereka mau? Mungkinkah akan lebih baik jika aku.. menghilang dari dunia mereka?”

Lantas aku marah,
“Ataukah mereka hanya iri kepadaku, sehingga mereka ingin mencabikku hingga aku rata dengan tanah? Ataukah mereka menyayangiku sedemikian rupa hingga aku harus menjadi seperti mereka?”

Kemudian Sang Senja berkata kepadaku,
“Berpalinglah, pulanglah, basuhlah wajahmu, sucikan dirimu, bersujudlah, lembutkan hatimu, lalu turunkan egomu, kemudian berbicaralah kepada Rabb-mu.. dan aku akan menyampaikan kepada-Nya, bahwa kau sedang merindukan pelukan-Nya..”