Kamis, 08 Oktober 2015

A PAPER OF LIFE: A Quarter-life Crisis!!!!

It’s a blank paper. I can write anything that I want here. But somehow, I’ve got a thought.. which one that I should write? Which one can be published? Which one can reflects “me”. I have no idea about that.. so far I know.. I’ve to keep writing on a blank paper. I can’t write on a paper which already filled.

I love reading and writing, both. But I always make excuses.. whether I don’t have ideas what to write, or like I’ve no time for reading new stuff. My friends told me that I’ve good writing, I should write more, but as I am a worker now, should I decide to write in my free time? Or.. I have to be a full time writer? Be serious, sometime this idea always running in my mind, but still.. I don’t have any courage to take that challenge, to walk out of my “comfort zone “as the worker who always get monthly salary.

Since I was born, I always live in the “comfort zone”. Mom manages all for me, don’t say that I’m a mommy girl, please, I’m a mommy girl, in positive way, at least. (Pardon my excuse). Even she decided which study that I’ve to take in college. I’ve never regret of all. But what I regret is, I’m growing up, already, but I just lack of challenging experience.

Well, now I open a sheet of paper of my life to you, my lovely reader. (Wait? Do I have a reader, here?)

I think, I’m in quarter-life crisis now.

When my friends have a job (a proper promising job), I’m struggling a lot to work all day and night, to get good salary. (Am I pathetic? Maybe!) Sometime I fell so tired, so bored, so exhausted by my life routines. Early morning, Go to work, and back home late at night. Hahaha.. even I have to think a lot before taking day off, maybe I’m too care to my students. Or maybe I’m too care about pleasuring others not myself.. hikshiks (it’s not hiccup, but my sad expression).
Please don’t judge me for complaining my short of “Busy-ness” here, but that’s what I feel. Sometime, I just wanna disappear from my own life. But, it’s just the same as I run from my problems. And there is no problem solving if you run away.


Oh.. back to the love of my life, reading and writing habit. I love reading. Somehow, I learn people from my reading. I’ve found lotta characters there, learn how they behave, learn to predict what happen next, learn to prevent of what coming next.
And I’m so thankful because I’ve never get sick of letters.
But here, my lovely reader, Do you think I’m deserve to be a writer? Writing isn’t easy. You have to think of what to write, or is it good enough to be read? Whether your reader will sleepy when reading on it, or their eyes keep widely opened to finish reading your writing. Those aren’t easy ones.
Until know, I keep asking myself, do I have readers? Do people read my writing? Is it OK if I write about stuffs people don’t understand? Of all those questions, I conclude that, “Writing is a big deal.” But me, myself, love to write things on my mind. Hopefully, you can read my things.
Aaaand.. Please don’t judge me after reading short of my “shitty”story. Hasta La Vista, Amigos, mi Corazon. XOXOXO.. :*


Selasa, 18 Agustus 2015

Maafkan Aku Mencintai Kekasihmu

Jika bisa, ku arahkan saja.. cinta ini ke lain cinta..

Itu penggalan lirik lagu yang sempat ngehits dulu..judulnya
maafkan aku mencintai kekasihmu
yang dinyanyiin oleh Rebecca..

Postingan kali ini mungkin rada picisan, but I really wanna post this one.

Ngga nyangka aja, kalau lagu itu kembali masuk ke playlist hape ku. Judulnya nyeleneh dong ya.. dulu sempet mikir.. orang mana yang sangat egois yang berani beraninya menciintai kekasih orang lain?

Sebelum memulai, diberitahukan kepada para pencinta, tulisan ini bukan dimaksudkan untuk menghakimi kamu yang merasa sedang salah jatuh cinta, hanya saja.. ini sebagai pertimbangan, apakah kamu memilih untuk salah jatuh cinta, ataukah kamu menempatkan cintamu pada posisi yang tak bersalah.

Begini!! baru aku sadar.. Never judge people who fall in love.
Kita ga bakal tau kapan akan jatuh cinta, seperti apa orang yang akan kita cintai, entah kita benar jatuh pada cinta yang tepat, atau malah salah jatuh cinta. Cinta yang tepat pastilah alurnya tak jauh dari hal hal baik yang menyenangkan, seperti jatuh cinta pada pria single atau wanita single.. disini, ceritanya pasti ga jauh jauh dari “Me and You”, ga ada terselip kata ganti orang kedua seperti “She or He”, dapat sambutan yang baik dari keluarga dan kerabatnya, ga akan pernah dapat “cap”yang ngga ngenakin, pokoknya, lempeng!!

Lain cerita kalau kita salah jatuh cinta. Ya benar.. cinta tak pernah salah, yang salah hanyalah manusia yang salah jatuh cinta. Salah jatuh cinta sama hal nya membeli sepatu yang kesempitan, atau membeli baju yang polanya jelek. Sepatu kesempitan yang dipake ngga nyaman, baju yang polanya ga sesuai dengan tubuhmu, yang ngga ngenakin untuk di liat. Intinya serba ngga nyaman.

Salah jatuh cinta.. berdasarkan sudut pandang beberapa pihak, ada beberapa hal untuk mendefinisikan salah jatuh cinta itu seperti.. jatuh cinta pada seseorang yang sudah memiliki pasangan.. berat memang.. bisa jadi juga itu cinta yang bertepuk sebelah tangan.. begini.. seperti ember timba yang penuh tetapi talinya hanya bisa ditarik dengan satu tangan, membuat pemegangnya kepayahan. Atau.. cinta yang berbelok kearah “friendzone”atau “kakak-adek zone”, itu sih bahasa kekiniannya. Hahaha.. ribet dong ya, udah capek memutuskan untuk menumbuhkan rasa, tapi pada akhirnya jalurnya berbelok kearah yang ga kita harapkan.

Lalu.. setelah kita cerita dengan orang-orang sekeliling kita, pasti kita sedikit lega, karena biasanya, orang terdekat kita sedikit banyak memberi kita support.. tapi, di lubuk hati yang paling dalam, bahkan diri kita sendiri tidak punya kepercayaan diri untuk mengatakan “ok, semuanya baik baik aja, selagi kita ngga merugikan orang lain, lanjutin aja sih.. for fun aja ini.” Hatimu, sudah tau kalau ini ngga benar, hatimu sudah tau, kalau otakmu, yang membawamu hanya melihat apa yang terlihat sedang memberimu sedikit endorphin untuk bersenang-senang. Hahaha..

Sekarang balik lagi ke dirimu, jika kamu seorang realist, kamu mungkin akan maju tanpa banyak pertimbangan, jika kamu seseorang yang mengedepankan intuisi, biasanya hatimu akan dilemma.. kamu akan menjadi seseorang yang dilematis, yang selalu mencari pembenaran dan dukungan atas apa yang kamu lakukan, karna kamu tau, hatimu selalu menolak untuk hal tersebut.

Hanya saja, semuanya balik ke dirimu, apakah kamu hanya akan bersenang senang dengan “salah jatuh cinta”mu, atau kamu memilih untuk menunda salah jatuh cinta, dan menunggu atau mencari untuk cinta yang tepat.

Teerimakasih pembaca yang budiman telah meluangkan waktunya untuk membaca postingan ini.. sampai ketemu di postingan yang lain yaa.. XOXO.

Jumat, 30 Januari 2015

Cintaku, Cinta!

Bisakah kita membuat negoisasi, wahai cinta? Aku bukanlah seorang negosiator yang baik, tapi setidaknya izinkan aku bernegoisasi denganmu.

Aku hanya memiliki satu cinta, yaitu engkau! Tetapi aku ingin membaginya menjadi 4 bagian.
Tunggu cinta, kau jangan marah dulu, akan ku jelaskan pembagiannya!

Pertama untuk Sang Penguasa Alam, kau harus kuberikan kepadanya sebagai upeti, bahwa Dia begitu mencintaiku. Tentu saja, bagian untuk-Nya harus besar, karena Dia adalah sponsor terbesarku.
Cinta, kau tidak marah kan kepadaku karena aku memberi-Nya bagian besar darimu?
Oke?
Kau setuju! Ah.. Terima kasih, Cinta!
Kau sungguh luar biasa.

Cinta, apa kau keberatan jika aku juga membagimu kepada diriku sendiri? Aku membutuhkanmu.. Aku membutuhkanmu untukku bisa mencintai diriku ini.
Aku ingin diriku menjadi special! Hmm.. walaupun tidak special bagi orang lain, aku harus special bagi diriku sendiri..
Kau mengizinkanku mengambil bagian darimu, bukan?
Benarkah?
Kau setuju?
Terima kasih, Cinta! Kau adalah bagian diriku yang paling keren!!!

Lalu.. kepada siapa lagi aku harus membagimu, Cinta?
Oh ya! Keluargaku!
Cinta, aku punya keluarga yang super sekali! Walaupun keluargaku bukan berisi orang-orang yang sempurna, tapi aku sungguh bahagia aku terlahir dalam keluarga ini! Mereka semua unik! Mereka adalah satu-satunya yang pernah ada, tiada tanding tiada banding!
Mamaku yang suka galau, Papaku yang hobinya nonton sinetron yang ada harimau jadi-jadiannya, adikku yang suka bikin galau wanita, adik bungsuku yang menyamai Saipul Jamil (selalu bernyanyi disetiap ada kesempatan), opungku, tanteku, sepupuku, seluruh keluarga besarku.
Waaaaah cinta, aku terpaksa membagimu sedikit lebih besar untuk keluargaku, ya.. tak apa kan bagimu? Apa?
Kau menyukai gagasanku, Cinta?
Cinta, Kau sungguh-sungguh mengerti aku..

Untuk bagian keempat, bolehkan aku membagimu untuk para sahabatku, Cinta? Untuk mereka yang peduli padaku?
Ayolah, Cinta.. kau harus mau! Aku ingin membagimu kepada mereka!
Apa?
Kau takut terluka?
Hey cinta.. dengarkan aku!
Aku ini melapisimu tebal-tebal! Lebih tebal dari rainbow cake yang membuatmu bahagia!
Tak semua orang ku izinkan memasukinya! Apa kau lupa? Aku berteman baik dengan system limbic otak ku, jadi.. jadi.. kau tenang saja. Kau kulindungi dengan logika.

Cinta, kurasa cukup sudah aku membagimu ya? Aku sengaja membagimu menjadi empat, karena jika satu sempat terluka.. aku punya 3 bagian cinta yang masih utuh..

Cinta, cintaku.. terima kasih sudah mau menjadi bagian dariku ya.. Kau sahabatku yang terhebat!
I owe you my life, Cinta! Semoga Sang Maha Cinta selalu melindungimu, Cinta..

Gedoran di Jendela

Aku selalu bersungut sungut awalnya, terlebih ketika kali pertama aku mendengarkan gedoran di jendela. Gedoran jendela yang begitu menggelora di pagi buta. Gedoran milikmu, Ma..

Gedoran itu selalu mengusik ku, tak ayal membuatku migrain karena tiba-tiba terbangun akibat gedoranmu. Tanpa ampun, setiap subuh buta, bahkan sebelum azan subuh berkumandang, kau dengan sangat bernafsu menggedor jendelaku. Kau selalu mengusikku bahkan sebelum ayam jago berkokok di pagi hari.

“Lisa, Bangun! Bangun! Buka jendela kamarmu ni ha! Mama mau kasi kunci! Mama mau kepasar!”, seru nya sambil menggedor jendela ku tanpa ampun.

Mama ini selalu saja membangunkanku subuh buta. Mama selalu ingat mengunciku dari dalam, dan mengembalikan kunci rumah kita via jendela kamarku. Tanpa basa-basi mama menggedor jendelaku, hanya agar aku membukakan jendela kamarku demi kunci rumah yang akan mama berikan. Mama yang selalu menggedor jendelaku karena mau pergi kepasar demi membeli bahan –bahan harian untuk dijual pagi harinya.

Mama ibarat kesatria berbaju zirah, sungguh engkau adalah wanita terbaikku. Engkau merelakan hari-harimu, agar kami, anak-anak mu tiada kekurangan dalam keseharian, dalam perkuliahan. Mamalah yang terhebat.

Hari itu engkau sakit, ma.. terbaring, dan harus di opname. Hatiku mencelos mendengarnya. Aku sungguh mencemaskanmu, walaupun mama kerap menyuruhku pulang dan tidur dirumah pada malam harinya ketika aku ingin menungguimu dirumah sakit. “Besok kan Lisa harus kerja, nanti gak bisa tidur nyenyak kalau temanin mama dirumah sakit.”, ucapnya dengan wajah yang terlihat lelah. Engkau kerap mengkhawatirkan ku, walaupun keadaanmu pun tak urung membuatku galau, karena engkau terlihat lebih mengkhawatirkan, Ma.

Jika dibumi ini benar ada Doraemon, aku ingin memanggilnya, agar dia mengeluarkan alat yang bisa membuatku menjadi dua. Satu untuk pergi bekerja, dan satu untuk membantu mama.

Hingga kini, gedoran jendela yang menggebu itu selalu terjadi, dan kepalaku sudah terlatih sehingga tidak migrain lagi. Aku ingin selalu mendengar gedoran di jendela kamarku, Ma! Gedoran heboh subuh buta itu adalah pertanda bahwa mama sehat walafiat sehingga mama begitu antusias menggedor jendela kamark. Gedoran itu ibarat debar yang menggelora, debaran cinta mama, untuk kami semua. Kami sayang mama.. sehat terus ya ma.. Semoga Allah menyayangi dan melindungi mama selalu..

Ini surat cinta terbuka pertamaku untuk mama.. surat pertamaku dalam 30 Hari Menulis Surat Cinta..

WITH LOVE,

Lisa, anak mama yang selalu mama bilang ibarat “Paubek hati palarai damam”

Sabtu, 22 November 2014

Terkadang, Kau Tak Perlu Banyak Bicara.. Mendengarlah!

Tak pelak ku tahan berderainya , dari sudut mata yang kemudian membuat wajahku sembab tatkala membendung aliran air asin hangat yang akan mengalir melalui sudut mata..
Aku bersedih? Dirundung duka? Tentu saja tidak!
Lalu kenapa bulir bulir itu tak tertahan lagi? Tetap menitik membasahi pipi?
Hati ku penuh bunga, aku menengadah ke langit, kemudian berujar mantap kepada Sang Pencipta,
Allah.. Terimakasih telah menghadiahkan ku mereka yang selalu ada bersamaku disaat aku bahkan tak mampu mengangkat kaki ku.

Dikemudian hari bulir itu kembali mengalir..
Hatiku berbunga kembali? Tidak! Dingin menyelimuti hatiku.. kali hatiku dibuat mencelos, dingin yang menyakitkan, seperti hal nya kau barusaja berolahraga di panas terik matahari dan kau diguyur air yang berasal dari lemari es mu. Dingin yang menyakitkan, bukan?

Aku sedang memegang kamera digital using kala itu, aku potret beliau yang sudah tidak muda lagi dengan aktifitas kesehariannya, kemudian beliau berujar, "bisa merekam itu kak?". "Bisa, kenapa pung?", jawabku. “Rekam lah opung dulu.”
Kemudian, beliau mulai bernyanyi.. dengan suaranya yang tidak begitu syahdu, beliat tetap semangat bernyanyi. Aku masih berbahagia dengan nyanyiannya, sampai beliau berkata, “Kak, nanti kalau opung meninggal, putarkan lagu itu ya, bilang sama tante, opung mau diputarkan lagu itu..”

JLEB. Hatiku mencelos, dingin! Mataku memanas, bulir itu kembali jatuh, dan aku hanya bisa berkata, “Iya, pung!”

Kemudian beliau tetap memintaku merekamnya kembali, beliau bercerita, “kalau dalam hidup itu, harus sabar kak, nrimo.. kayak opung ini lah.. kalau opung ndak sabar, mana bisa opung menjalani hidup. Jangan langsung marah kalau lagi ndak senang sama sesuatu, harus sabar ya nak. Kalau terbentur sesuatu, jangan langsung gusar kak, minta sama Tuhan, Dia-lah yang bisa menolong kita. Makanya opung selalu minta, “Ya Tuhaan.. berikanlah aku kekuatan untuk anak-anakku, cucu-cucuku.. sehingga aku tidak perlu merepotkan mereka.” Opung ndak mau merepotkan nak, cukuplah dengan melihat anak sama cucu opung sehat, berkecukupan, sudahlah, opung ndak mau muluk-muluk” Beliau berujar dengan suara bergetar dan menyeka matanya dengan daster rumahannya yang sedikit usang.

Hatiku tersentak, mendengar ucapan dari sosok yang mengajarkanku untuk bersabar, dengan caranya yang sederhana. Bulir itu tiada lagi terbendung. Semua tumpah bagai air bah, gelombang besar tatkala runtuhnya bendungan.

“Pung, batrai kameranya udah habis, di cas dulu ya..” aku mohon pamit secara halus.

Bahu ku berguncang, mataku panas. Ucapan beliau membuatku terenyuh, aku menyadari.. banyak hal yang belum aku lakukan untuk beliau, sementara beliau selalu mencoba melakukan yang terbaik untuk anak dan cucunya.

Beliau adalah kesenanganku, rumahnya adalah tempatku berlibur setiap akhir pekan, semua masakan beliau adalah kegemaranku, omelan beliau kerap menjadi sarapan pagiku ketika aku malas sekolah saat berada di Taman Kanak-Kanak dulu, pelukannya hangat, tak kalah dari pelukan mama. Usapannya di kepalaku kerap ku nikmati tatkala aku cengeng sehabis jatuh dari sepeda. Begitulah beliau.. selalu menjadi pelipur lara, disaat tiada orang yang menghibur dukanya.

Pagi tadi aku kembali bertemu beliau, disaat yang bersamaan, kami menunggu mama pulang dari pasar. Aku memuji syal penuh warna ceria yang kerap melingkari lehernya.
Kali ini, aku yang memeluknya, karena aku sudah tumbuh besar dan jauh lebih tinggi darinya. Disaat aku memeluknya, beliau berkata, “Nanti kalau opung ninggal, kakak nangis ndak?” Ya Rabbi.. aku membatin.. kemudian aku menjawab, “Iyalah.. opung kan kesayangan Lisa..” ujarku masih sambil memeluknya, kemudian aku menambahkan, “Tapi, gak lama kok pung, nanti Lisa do’a kan opung aja..” “Iya, kakak doakan lah opung biar diterima disisi Tuhan, biar diampuni dosa-dosa opung..”
Kemudian aku diam, tak bergeming, tetap pada posisi yang sama, tanganku yang melingkari tubuh opung yang tak lagi muda sembari mengusap punggungnya yang tak lagi tegap berdiri. Pelukanku semakin erat, untuk menegaskan.. opung tak usah khawatir, ada Lisa, ada kami disini. Pelukanku diakhiri dengan kedatangan mama dari pasar, dan kami sama - sama membantu mama berbenah pagi itu.


Ini Opung Cinta kami

Teruntuk Opung yang tercinta.. janganlah bersedih.. ada kami.. berbagilah keluh kesah.. Lisa akan mendengar.. walaupun tak akan banyak membantu, Lisa akan merqangkul opung.. karna jarak rangkulku sudah besar.. tak usah gusar, pung.. pelukanku hangat.. sama halnya dengan pelukan opung dulu.. Sungguh kami menyayangi opung.. tetaplah berbahagia.. bersuka cita..

Jumat, 18 Juli 2014

Catatan Senja: Dunia Tak Lagi Sama

Ketika kau membenci apa yang terlihat, apa yang terdengar, ketika kau melihat bukan dari sudut yang sama dengan orang-orang disekitarmu, ketika duniamu berbalik memunggungimu..

Apa yang kau lakukan saat seperti itu menyergapmu tanpa aba-aba?

Apakah kau pernah merasakan kegembiraan, sangat amat gembira, lalu dalam sepersekian detik, kegembiraanmu hancur,oh..barangkali lebih tepatnya dihancurkan oleh orang yang membuatmu gembira?

Bukankah dunia terlihat berbeda? Bukankah kau merasa ingin membencinya hingga darah di otakmu meletup sedemikian rupa?

Apakah kau pernah merasa, ketika kau percaya, kau berbahagia, kau berbagi kebahagiaan dengan orang –orang terbaikmu, apakah benar mereka adalah orang yang ikut berbahagia bersamamu?

Apakah kau pernah merasa, saat kau butuh uluran tangan, tak seorangpun menghadapmu hingga kau terpuruk, jatuh, hingga kau enggan untuk menengadah meminta pertolongan disaat kau benar benar membutuhkannya?

SEMESTA SEDANG MENGHUKUM MU!

Apakah kau pernah merasa, saat kau berada di persimpangan, tanpa ragu terkadang ragu saat kau melangkah ke satu sisi, dan pilihanmu ternyata benar, tetapi kau lupa mengapresiasi hatimu padahal ia telah menuntunmu?

Apakah kau menyadari, ketika kau mencari sesuatu dan yang kau cari tepat berada di depanmu, dan tetap dihadapanmu walaupun kau terlambat menyadari?

Apakah kau pernah mencoba hal baru, dan kau berhasil pada kesempatan pertama, lalu kau berkata "Ah.. itu hanya kebetuan saja" ?

Apakah kau pernah menjadi poros, dan semua bergerak mengitarimu seolah kau adalah orbitnya, tetapi kau tidak menjaga pondasimu hingga poros yang tadinya kokoh berubah seolah menjadi benang yang basah?
SEMESTA BERSAMAMU, HANYA SAJA KAU TERLALU BODOH UNTUK MENYADARINYA!


Pernah seseorang berkata kepadaku, “Kau unik, kau satu-satunya, berbanggalah!”

Lalu, kenapa hanya dia yang berkata demikian? Kenapa banyak orang yang sedemikian rupa mencoba untuk mengubah rupaku menjadi apa yang mereka mau? Mengapa mereka tak bisa memandangku selayaknya orang itu memandangku?

Ketika duniaku tak lagi sama.. aku berbicara kepada senja,
“Mungkinkah aku berdiri tidak pada posisiku yang seharusnya? Mungkinkah aku begitu tak disenangi sehingga mereka sedemikian rupa ingin menggoresku, memahatku seperti yang mereka mau? Mungkinkah akan lebih baik jika aku.. menghilang dari dunia mereka?”

Lantas aku marah,
“Ataukah mereka hanya iri kepadaku, sehingga mereka ingin mencabikku hingga aku rata dengan tanah? Ataukah mereka menyayangiku sedemikian rupa hingga aku harus menjadi seperti mereka?”

Kemudian Sang Senja berkata kepadaku,
“Berpalinglah, pulanglah, basuhlah wajahmu, sucikan dirimu, bersujudlah, lembutkan hatimu, lalu turunkan egomu, kemudian berbicaralah kepada Rabb-mu.. dan aku akan menyampaikan kepada-Nya, bahwa kau sedang merindukan pelukan-Nya..”





Senin, 07 April 2014

My Love Letter for LOVE..

Dear Love..

This is the memory about you
It takes long life time to consider the shape of you
Until then I give up to do what I do..

Dear love..
It’s been many years since we’ve spoken last
I don’t remember your last word, love.. but the world was turning so fast
It was dragging me to the edge of the blast..

Dear love..
I have found many pieces of you.. Abandoned, broken, warm, solid, vivid..
Sometimes I found you out of limit.
Meanwhile you become pathetic.

Dear love..
I feel the huge hug of you
You surround me until I feel so blue
Thus, I feel the tiny piece of you
It pinch me like I feel stuck on glue..

Dear Love..
I found you deep to my heart
You claw me like won’t let me be apart
Then you make me speak like a brat..

Dear love..
I feel you as always
You took all the time I waste
You there in every single thing I taste..

Sincerely,
Your Lover


Then.. I stopped my fingers.. tik tok tik tok.. I dunno what to write, until I thought I need help.
“OMG.. Gimme a lot of time to describe it.. because love is easy to feel, but really hard to be explained”, said @elfirahmijufri.


After a half hour she sent me her love description and asked me to shorten it. for sure I will, but I hope sooner after I finish this writing, she will send me her wedding invitation. *I MEANT TO SAY IT!

@elfirahmijufri told me that love is about honesty, giving something without asking the return, we have no reason, but still we fell on it many times, love is not about prosperity, poverty, or appearance, but it’s purely heart talks. Cover its weaknesses with our power, to the point for making perfection of what it has.

L.O.V.E ?
Well.. I was losing my idea when writing more about this, but I got many friends who helped me mention it. They are the nice person who want to help me to finish my writing.

Here we go!!

“Love is.. When time goes hard with someone, you choose to stay and stand.. Together, and you can’t and won’t leave it.. sometimes you feel bad about it.. but you know.. it’s getting worse without it..and the more you wanna leave it, the more its shadow hunts you.. and you trapped.. but you love it.. and addicted!”
, said @fennypebriyanti.
I think my lovely friend decided to stuck on it, love it the way it is, and live the life with her lover no matter it is.. I wish I can get her wedding invitation soon actually. XOxo


“I don’t know what the meaning of love.. but for me.. love is something that can make you happy to be yourself.. agnez told “ unconditional love”.. so u know what I mean? Love is “unconditional”
. “, said @wella_oktavia.

When I found her with her lover, and I always smile of what they’ve done to pass the crisis in their relationship.

Thus, I hope the wedding code is red, by the way :P


This is the last, the simplest and the most epic answer from my friend..

“The real love just belong to Allah, the Supreme Substance the Mighty God, The Mighty lover who give you His love, His Mercy.”
, Said Rais.

Yet, he add the next suggestion, “Why you don’t make blog about traveling, ge! It could be nice. Moreover, it’s more worldwide topic.”.
he got me cool suggestion!

The last but not least about love.. i can tell you..

“Love will never let you down, won’t hit you to the ground. Love is one thing, one reason that keep you alive, because you .. you always have the reason to fight for it"